Purworejo
merupaka kabupaten yang memiliki banyak kekayaan diberbagai bidang. Walaupun
tidak banyak yang tahu, sebenarnya banyak pahlawan bangsa yang berasal dari
purworejo salah satunya adalah Jendral A. Yani. Di bidang pendidikan Purworejo
memiliki Beberapa pergueuan tinggi dan sekolah unggulan (RSBI) yang salah
satunya adalah SMK NEGERI 1 PURWOREJO yang merupakan sekolah kejuruan terbaik di
Purworejo.
Dibidang pariwisata
purworejo memiliki beberapa ikon pariwisata yang indah antara lain : pantai
ketawang, pantai jati malang, Goa Seplawan, Curuk Muncar dan masih banyak
lainnya.
Bagi penikmat
kuliner, Purworejo juga menyuguhkan berbagai macam kuliner khas Purworejo yang
tentunya akan menggoyang lidah anda. Salah satu minuman khas dari purworejo
yang tentunya segar dan lezat adalah Si Hitam Manis “Dawet Hitam atau Dawet
Ireng Khas Purworejo”. Dawet ini disebut ireng karena cendol yang dipakai warnanya tidak seperti
umumnya dipakai, warna cendolnya ini adalah ireng (hitam) dengan juruh (kuah)
gula merah dicampur santan. Berbeda dengan Dawet kebanyakan, dawet ireng
cenderung maregi (bikin kenyang).
Sudah pernahkah anda mencoba es dawet ireng?
Sebenarnya bagi warga yang berdomisili di Purworejo tentunya
tak asing lagi dengan dawet ireng, minuman khas Purworejo, tapi jangan bayangkan akan mendapati
minuman khas daerah Purworejo ini di sebuah restoran mewah. Dawet ireng akan
banyak kita jumpai di daerah pinggiran jalan raya arah Purworejo-Kebumen.
Dengan hanya memakai gubuk yang relatif kecil berukuran sekitar 4×5 meter,
suasana yang berada di pinggir jalan dan tepi sawah-sawah akan menambah
kenikmatan kita menyantap minuman “menggiurkan” ini. Kondisi lapak dawet ireng
tersebut justru menjadi media pencitraan diri, ekspresi gaya hidup dan sarana
katarsis bagi orang-orang kota yang suntuk diteror pekerjaan. Dawet Ireng mampu
menggambarkan dengan jelas fenomena itu. Minuman ini tersebar luas
dipinggir-pinggir jalan raya Purworejo terutama di pinggir jalan daerah Butuh
dan Bayan. Rasanya yang sangat manis dan mengenyangkan merupakan ciri khas dari
dawet ireng ini.Dawet ireng merupakan minuman berjenis dawet tetapi dengan
cendol yang berwarna hitam legam. Kekhasan lain dari Dawet Ireng ini adalah
adanya Gambar Wayang Semar dan Gareng di kedua sisi Gerobak pedagang.
Gambar Semar dan Gareng Di sisi kiri dan Kanan lapak Dawet |
Proses pembuatannya sangat alami yaitu diolah dengan
tangan dan tak menggunakan bahan pewarna kimia. Warna hitam untuk cendol dibuat
dari daun padi kering (oman) yang dibakar sampai menjadi abu, kemudian abu
dicampur dengan air dan menghasilkan warna hitam. Sedangkan cendolnya terbuat
dari sagu atau tepung ketan hitam bukan dari tepung beras seperti cendol hijau
biasa. Sedangkan pemanisnya tidak menggunakan pemanis kimia melainkan
menggunakan pemanis alami yakni dari gula aren.
Dari ceritanya, konon dawet Ireng awal mulanya dipasarkan
oleh Mbah Ahmad sekitar tahun 1950 di daerah sebelah timur jembatan butuh,
Purworejo. Yang samoai sekarang masih terdapat kiosnya. Dawet Ireng sekarang
ini ini sudah melanglang sampai ke luar purworejo antara lain daerah Jawa Barat,
Jawa Timur, Jakarta dan lain lain. Diberbagai daerah dawet ireng sering dipesan
dalam jumlah besar misalnya untuk acara hajatan.
Pemerintah harus lebih giat mempromosikan Dawet Ireng di
berbagai daerah sehingga kota Purworejo akan terkenal dengan Kulinernya yakni Dawet
Ireng. Salah satu usaha yang dilakukan untuk mempopulerkan dawet ireng
akhir-akhir ini adalah acara Minum Dawet Hitam yang diikuti 11.999 orang yang
diselenggarakan di lapangan sepak bola kecamatan butuh beberapa waktu yang lalu
tepatnya tanggal 22 September 2012 dan memecahkan rekor muri.
Kali ini Purworejo mencatatkan diri di MURI setelah jumlah peminum tercatat 11.999 anak. Artinya, terjadi pemecahan rekor melampaui rekor MURI sebelumnya yang disandang Kabupaten Banjarnegara yang tercatat diikuti 9.104 peserta. Acara tersebut diselenggarakan Komite Pembangunan Gedung Sentra Pemuda (GSP) Tjokronegoro yang diketuai RM Abdullah. Kegiatan ini dihadiri perwakilan MURI Paulus Pangka SH, Bupati Purworejo Drs H Mahsun Zain MAg, Ketua DPRD Yuli Hastuti, Camat Butuh Wahyu Jaka Setya, dan masyarakat Kecamatan Butuh yang dikenal sebagai sentra dawet ireng (hitam).
Kali ini Purworejo mencatatkan diri di MURI setelah jumlah peminum tercatat 11.999 anak. Artinya, terjadi pemecahan rekor melampaui rekor MURI sebelumnya yang disandang Kabupaten Banjarnegara yang tercatat diikuti 9.104 peserta. Acara tersebut diselenggarakan Komite Pembangunan Gedung Sentra Pemuda (GSP) Tjokronegoro yang diketuai RM Abdullah. Kegiatan ini dihadiri perwakilan MURI Paulus Pangka SH, Bupati Purworejo Drs H Mahsun Zain MAg, Ketua DPRD Yuli Hastuti, Camat Butuh Wahyu Jaka Setya, dan masyarakat Kecamatan Butuh yang dikenal sebagai sentra dawet ireng (hitam).
Dawet hitam merupakan minuman
khas sekaligus ikon kuliner Kabupaten Purworejo yang berasal dari Desa Butuh. Acara
itu diikuti para pejabat di lingkungan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (FKPD),
jajaran Muspika, perangkat desa, serta ribuan siswa dari SD hingga SMA. Selain
itu, para pemuda dari Karang Taruna serta masyarakat umum juga ikut terlibat
dalam kegiatan tersebut. Pemecahan rekor MURI minum dawet hitam itu, menurut
Pangka, teregistrasi di Muri dengan nomor 5590. Selesai dicatat, Paulus Pangka
menyerahkan sertifikat Rekor MURI kepada Mahsun Zain. Sertifikat juga diberikan
pada panitia Butuh Exkpo dan Ketua Komite GSP Tjokronegoro R M Abdullah.
"Pemecahan rekor MURI minum dawet sebelumnnya dipegang Kabupaten Banjarnegara. Untuk memecahkan rekor sebelumnnya, minimal 10 persen harus lebih tinggi dari jumlah peminum di Banjarnegara. Setelah kami hitung, jumlahnya mencapai 11.999 peminum," jelas Pangka.
"Pemecahan rekor MURI minum dawet sebelumnnya dipegang Kabupaten Banjarnegara. Untuk memecahkan rekor sebelumnnya, minimal 10 persen harus lebih tinggi dari jumlah peminum di Banjarnegara. Setelah kami hitung, jumlahnya mencapai 11.999 peminum," jelas Pangka.
Sebelumnya Pangka sempat bertanya
kepada bupati, untuk dana minum dawet pemecahan rekor MURI ini dananya dari
mana. Oleh bupati dijawab kalau dananya dari sponsor.Pemecahan rekor MURI minum
dawet hitam didanai sponsor dan swadaya panitia, dan tidak menggunakan dana
APBD. "Tidak menggunakan uang APBD, melainkan dari swadaya panitia dari
sponsor," paparnya.
Bupati Purworejo Mhasun Zain mengatakan, dawet hitam khas Butuh akan dipatenkan. Ini menyusul Kambing Peranakan Ettawa dari Kaligesing dan kesenian tari Dolalak yang sudah dipatenkan lebih dulu.
Bupati Purworejo Mhasun Zain mengatakan, dawet hitam khas Butuh akan dipatenkan. Ini menyusul Kambing Peranakan Ettawa dari Kaligesing dan kesenian tari Dolalak yang sudah dipatenkan lebih dulu.
"Kalau sudah dipatenkan
tentu aman. Negara tetangga seperti Malaysia tidak akan mungkin bisa mencaplok
kekayaan budaya kita," tegasnya.
Mahsun berharap, setelah pecahnya rekor MURI, dawet hitam Purworejo lebih berkembang dan bisa mengangkat ekonomi kerakyatan. Menurutnya, pemecahan rekor MURI tersebut sebagai upaya promosi lebih luas.
Mahsun berharap, setelah pecahnya rekor MURI, dawet hitam Purworejo lebih berkembang dan bisa mengangkat ekonomi kerakyatan. Menurutnya, pemecahan rekor MURI tersebut sebagai upaya promosi lebih luas.
“Sebenarnya, sudah terkenal.
Hanya upaya pemecahan rekor ini untuk lebih terkenal. Kan lebih bagus,"
katanya.
Peserta Fahrul Ulum Hasan, 11,
siswa SD Lubang Kidul, Butuh mengaku, diirnya senang ikut minum dawet
rame-rame.
"Rasanya manis dan terasa nikmat. Apalagi minumnya bersama-sama, terasa lebih enak," katanya polos.
"Rasanya manis dan terasa nikmat. Apalagi minumnya bersama-sama, terasa lebih enak," katanya polos.
Dawet hitam ini sudah ada tahun
1947 di Desa Butuh, Kecamatan Butuh, Purworejo. Minuman tradisional ini terbuat
dari tepung sagu dan untuk pewarna dawet menggunakan pewarna alami omen (gagang
padi-Red) yang dibakar. Caranya, tepung dimasak sekitar 30 menit. Setelah
matang lalu ditiriskan untuk dicetak menjadi dawet.
Dawet berwarna hitam karena omen dicampur santan dan sirup gula aren. Sebagai variasi, dawet bisa diminum dengan campuran potongan buah nangka, tape hijau, serta es.
Dawet berwarna hitam karena omen dicampur santan dan sirup gula aren. Sebagai variasi, dawet bisa diminum dengan campuran potongan buah nangka, tape hijau, serta es.
Berikut akan saya paparka cara
pembuatan ataupun resep dari Dawet Ireng Khas Purworejo Agar anda dapat
membuatnya sendiri Di rumah. Sajikan dengan es untuk mendapat rasa segar dan
lebih nikmat. resep minuman segarBerikut Resep dawet Ireng Komplit dan cara bikin nya:
BAHAN:
BAHAN dawet:
- 50 gram tepung sagu
- 60 gram tepung beras
- 600 ml air
- 1 sendok teh garam
- 1 1/2 sendok makan (3 gram) abu merang dan 50 ml air, dilarutkan, disaring
- 1 sendok teh garam
- 1/8 sendok teh pewarna hitam
BAHAN sirup:
- 250 gram gula merah, disisir
- 2 lembar daun pandan
- 250 ml air
- 1/4 sendok teh garam
- 250 gram gula merah, disisir
- 250 ml air
- 2 lembar daun pandan
- 3 buah nangka, dipotong-potong
- 2 lembar daun pandan
- 1/4 sendok teh garam
BAHAN KUAH SANTAN:
- 500 ml santan dari 1/2 butir kelapa
- 2 lembar daun pandan
BAHAN PELENGKAP:
- 1/2 sendok teh garam
- 1/2 sendok teh garam
- 2 lembar daun pandan
CARA MEMBUAT:
- § Sirup gula jawa: rebus semua bahan hingga mendidih dan gula larut. Saring. Sisihkan
- § Santan: Campurkan santan dengan garam. Sisihkan.
- § Larutkan tepung sagu dengan 1.5 lt air hingga rata. Bila perlu saring dengan kain. Sisihkan.
- § Bakar merang hingga jadi abu, rendam dengan 1 lt air. Aduk hingga berwarna hitam. Saring dengan kain.
- § Rebus larutan merang hingga mendekati mendidih. Sebelum mendidih masukkan adonan sagu. Aduk-aduk hingga jadi seperti bubur. Aduk konstan hingga matang.
- § Siapkan baskom berisi air dingin, dan saringan/cetakan dawet. Panas-panas ambil bubur merang yang telah matang secukupnya. Taruh di cetakan, tekan dengan papan yang lebih kecil ukurannya dari diameter saringan. Biarkan bubur merang lolos lewat lubang-lubang kecil saringan tepat di air dingin. Lakukan hingga semua ‘tersaring’. Tiriskan.
- § Penyajian: Ambil gelas saji, beri dawet hitam, es batu, tuangi santan dan sirup gula jawa. Sajikan.
Selamat Mencoba!!!!
Dan bagi anda yang berada di luar kota, bila lewat
Purworejo jangan lupa untuk mampir ke lapak-lapak pedagang Dawet Ireng yang
tersebar disepanjang jalan di purworejo. Jika anda tidak mampir dijamin anda
dibikin Ngiler!!!!!!!!